Ki Bagus Hadikusumo
Ki Bagus Hadikusumo merupakan tokoh Muhammadiyah dari Daerah
Istimewa Yogyakarta. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar (PB)
Muhammadiyah selama sebelas tahun, dari 1942 hingga 1953. Ki Bagoes Hadikoesoemo adalah seorang tokoh Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia dilahirkan pada 1890 dengan
nama R Hidayat dan meninggal saat berusia 63 tahun.
Dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia bersama tokoh Islam lainnya berjuang agar
Islam dijadikan dasar negara yang akan didirikan. Pada 18 Agustus 1945, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk setelah BPUPKI dibubarkan.
Ia bersama Wakil Ketua PPKI Mohammad Hatta mengadakan
pertemuan khusus dengan beberapa tokoh Islam. Sesudah perang kemerdekaan
berakhir, Ki Bagus menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk bangsa dan negara
sebagai anggota DPR mewakili Masyumi.
Dia memperoleh pendidikan dari sekolah rakyat dan pendidikan
agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam
sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi
Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh
Ahmadiyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.
Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua
Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua
PP Muhammadiyah (1942-1953). Dia sempat aktif mendirikan perkumpulan sandiwara
dengan nama Setambul. Bersama kawan-kawannya, ia mendirikan klub bernama Kauman
Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul
Wathan (PSHW).
Tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi
Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Lima tahun setelah itu, KH Mas Mansur dipaksa
Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), dan Ki Bagus
menggantikan posisi ketua umum yang ditinggalkannya hingga 1953.
Selama memimpin Muhammadiyah, dia turut ambil bagian sebagai
anggota BPUPKI dan PPKI. Ki Bagus Hadikusumo punya peranan besar dalam
perumusan Muqadimah UUD 1945 dengan memberikan landasan ketuhanan, kemanusiaan,
keberadaban, dan keadilan. Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan
landasan-landasan itu dalam Muqaddimah UUD 1945 itu disetujui oleh semua
anggota PPKI.
Selain aktif di organisasi, Ki Bagus juga membuat karya
tulis, antara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin.
Karya-karyanya yang lain yaitu Risalah Katresnan Djati (1935), Poestaka Hadi
(1936), Poestaka Islam (1940), Poestaka Ichsan (1941), dan Poestaka Iman
(1954).
0 Response to "Ki Bagus Hadikusumo"
Post a Comment