Bernard Wilhem Lapian
Bernard Wilhelm Lapian adalah tokoh pejuang dan gubernur
kedua di Provinsi Sulawesi. Dia pernah bekerja di Batavia dan menulis di surat
kabar Pangkal Kemadjoean. Dalam tulisan itu, dia mengendepankan nasionalisme
untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kolonialisme.
Semasa bekerja di Batavia, Lapian menulis di surat kabar
Pangkal Kemadjoean yang memperlihatkan sikap nasionalisme untuk membebaskan
warga Indonesia dari kolonialisme. Pada 1930 hingga 1934, Lapian menjadi
anggota Dewan Minahasa dan memperjuangkan pembangunan fasilitas publik,
infrastruktur, rumah sakit, dan lainnya bagi kepentingan rakyat.
Semasa pendudukan Jepang, Lapian pernah menjadi Gunco
(Kepala Distrik) dan pada 1945 menjadi Wali Kota Manado. Kekalahan yang dialami
Jepang membuat negeri Matahari Terbit tersebut menyerahkan kedaulatannya kepada
pemuda Indonesia, atas alasan itu mereka menolak mengembalikan kekuasaan kepada
Nederlandsch Indie Civil Administration (NICA).
Akibat sikapnya itu, dia dijebloskan ke penjara Teling,
Manado. Dia juga yang mendirikan institusi gereja yang lepas dari pemerintahan
Belanda yang diberi nama Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM).
Saat revolusi berlangsung, dia menjadi pimpinan sipil yang
berperan besar pada momen heroik Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di
Manado. Karena ketokohannya, dia dipercaya untuk menjabat sebagai Gubernur Sulawesi
pada tahun 1950 sampai dengan 1951, yang berkedudukan di Makassar.
0 Response to "Bernard Wilhem Lapian"
Post a Comment