Perang Puputan 1848-1906
Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda terjadi kembali pasca kemenangan Belanda pada Perang Paderi dan Perang Diponegoro yang membuat Belanda mempunyai kekuasaan secara utuh di Jawa dan Sumatera.
Perlawanan ini terjadi di Bali pada 1948. Perlawanan ini berujung pada peperangan antara Pemerintah Hindia Belanda melawan kerajaan-kerajaan di lima wilayah di Bali. Kerjaaan tersebut antara lain : Klungkung, Buleleng, Karang Asem, Gianyar, dan Badung.
Hal yang latarbelakanginya adalah perselisihan mengenai Hak Tawan Karang yang dimiliki oleh raja-raja di Bali. Hak Tawan Karang merupakan hak bagi setiap raja untuk menawan kapal yang terdampar di wilayah pantai kerajaan mereka.
Pada waktu itu Belanda melakukan ekspedisi militer untuk menaklukan Kerajaan Bulelng yang melakukan hak tawan karang terhadap kapal-kapal dagang milik Belanda yang terdampar di dermaga. Pada bulan Juni 1846 Belanda mengerahkan pasukan dan kapal tempurnya yang dipimpin oleh Jenderal Batavus van den Bosch. Pasukan tersebut terdiri dari 1.700 pasukan dan kemudian datang kembali ekspedisi kedua yang dipimpin oleh Jenderal Carel van der Wijck yang membawa 2.400 prajurit.
Orang bali pun menyiapkan pasukan sejumlah 16000 tentara, dari 16000 tentara sekitar 1600 dipersenatai senapan yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik. I Gusti Ketut Jelantik pun menyerukan Perang Puputan atau
perang sampai darah titik penghabisan.
Pertempuran berlangsung sekitar 3 tahun terus menerus. Kemudian Belanda mengirim kembali ekspedisi militer pimpinan Mayor Jenderal Michies. Ekspedisi ini membawa sekita 5000 pasukan dari Sumatera. Pasukan ini kemudian berlabuh di Karang Asem dan menyerang Benteng Jagaraga milik Kerajaan Buleleng dan menyerang Kerajaan Badung.
Pertempuran di Benteng Jagaraga dimana terdapat Pasukan I Gusti Ketut Jelantik. Benteng dihujani dengan tembakan Meriam yang menyebabkan banyak korban tewas di pihak Buleleng. Pada 19 April 1840 Belanda berhasil menghancurkan seluruh kekuatan Buleleng dan menewaskan seluruh pasukannya termasuk I Gusti Ketut Jelantik.
0 Response to "Perang Puputan 1848-1906"
Post a Comment