Pertempuran Iwo Jima 1945, Jembatan Kehancuran Jepang
Pertempuran Iwo Jima berlangsug pada bulan Februari 1945.
Pertempuran ini merupakan bagian dari rencana tiga titik AS dalam memenangkan
perang di Asia Pasifik. Pada 1944, AS dan sekutunya sedang dalam posisi
menguntungkan di Perang Pasifik. Di barat, Jepang sedang berbalik kembali dari
Burma.
Pertempuran Iwo Jima merupakan kombinasi dari rencana isolasi pasukan
Jepang di sektor timur. AS menghancurkan kapal-kapal dagang Jepang yang
berusaha memasuki daratan pendudukan Jepang. Hal ini dilakukan agar Jepang
kekurangan pasokan makanan dari Asia Tenggara atas daerah yang masih
didudukinya. Sementara itu Angkatan Udara AS bersiap melakukan pemboman basis
Industri Jepang yang tersisi.
Invasi Amfibi Amerika Serikat ke Iwo Jima selama Perang
Dunia II berasal dari sebuah kebutuhan mendasar dekat pantai Jepang. Pada bulan
Februari 1945, dengan serangkaian persiapa yang rumit pesawat pembom Divisi
ke-3 Angkatan Laut AS melakukan serangan di sekitar pulau.
Iwo Jima sendiri dipertahankan oleh sekitar 23.000 tentara
dan Angkatan Laut Jepang. Tentara Jepang mempertahankan pulau tersebut dengan
bertempur dari pari-parit, gua, terowongan dan instalasi bawah tanah.
Perlawanan tentara Jepang ini menyulitkan Sekutu untuk menguasai pulau tersebut
dengan cepat.
Dibutuhkan waktu satu bulan pertempuran bagi Sekutu untuk
menguasai pulau tersebut. Setidaknya Sekutu harus menggempur Iwo Jima dengan
800 ton bom dalam serangkaian selama satu bulan tersebut. Pengibaran bendera AS
di atas Gunung Suribachi menandai
kemenangan Sekutu di Iwo Jima. Akibat pertempuran ini setidaknya 5.900 tentara
AS tewas dan 17.400 diantaranya terluka.
Pengibaran bendera AS tersebut diabadikan oleh Fotografer,
Joe Rosenthal. Serentak foto tersebut diabadikan dan terpublikasi luas ke
seluruh dunia dan menjadi kebanggan AS dalam pertempuran akhir Perang Dunia II
hingga saat ini.
0 Response to "Pertempuran Iwo Jima 1945, Jembatan Kehancuran Jepang"
Post a Comment