Pembunuhan Mahatma Gandhi
Harian Sejarah - Mohandas Karamchand Gandhi, pemimpin politik dan spiritual
gerakan kemerdekaan India, dibunuh di New Delhi oleh seorang Hindu Radikal.
Gandhi terlahir sebagai seorang anak pejabat India pada
tahun 1869, Ibunya Waisnawa Gandhi merupakan penganut Janaisme yang sangat religius.
Gandhi adalah seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja, namun pada tahun 1888
mendapatkan kesempatan untuk belajar hukum di Inggris. Pada tahun 1891, Gandhi
kembali ke India. Pada tahun 1893 ia mendapatkan pekerjaan dengan kontrak satu
tahun di Afrika Selatan.
Saat menetap di Natal, ia menjadi sasaran hukum rasisme di
Afrika Selatan yang membatasi hak-hak buruh India. Gandhi pernah terkenang saat
suatu insiden dimana ia dipecat dari kompartemen kereta api kelas satu dan
kemudian dilempar dari kereta. Atas peristiwa tersebut ia memutuskan untuk
melawan ketidakadilan dan membela hak-hak sebagai seorang India dan seorang
laki-laki.
Ketika kontraknya berakhir, ia tetap tinggal di Afrika
Selatan dan mempionirkan kampanya melawan undang-undang yang akan mencabut hak
orang-orang India untuk memilih di dalam pemilu. Ia kemudian membentuk India
Natal Kongres dan menimbulkan perhatian dunia internasional terhadap
penderitaan orang India di Afrika Selatan.
Pada tahun 1906, pemerintahan Transvaal berusaha untuk lebih
membatasi hak-hak orang India. Gandhi kemudian mengorganisir kampanye pertamanya,
“Satygraha” atau pembangkangan sipil. Setelah serangkaian protes yang
berlangsung sampai tujuh tahun, dia akhirnya mendapat kesempatan untuk
bernegoisasi dengan pemerintah Afrika Selatan.
Pada tahun 1914, Gandhi kembali ke India dan hidup dengan
spiritualitas dipinggiran politik India. Ia mendukung Inggris dalam Perang
Dunia pertama, tetapi kemudian pada tahun 1919 mempelopori Satyagraha yang baru di India atas protes terhadap rancangan wajib
militer di India.
Ratusan ribu masyarakat India menjawab panggilan Gandhi dan
oleh karena itu pada tahun 1920 ia memimpin gerakan kemerdekaan India. Gandhi kemudian
mereorganisasi Kongres Nasional India sebagai kekuatan politik dan melakukan pemboikotan
besar-besaran terhadap produk, jasa, dan lembaga-lembaga Inggris di India.
Kemudian pada tahun 1922 ia membatalkan gerakan Satyagraha ketika aksi kekerasan terjadi di India. Satu bulan
kemudian, ia ditangkap oleh pemerintahan Inggris dengan tuduhan sebagai
penghasut dan kemudian dipenjarakan.
Setelah dibebaskan pada tahun 1924, ia memimpin protes atas
kekerasan yang melibatkan Hindu-Muslim, kemudian kembali ke kancah politik
nasional untuk menuntut status dominion
untuk India pada tahun 1928 dan pada tahun 1930 ia menggerakan kampanye
pemboikotan pembelian garam dari Inggris yang dinilai mencekik ekonomi rakyat
miskin.
Dari serangkaian kampanyenya, Gandhi dan para pengikutnya
berbaris ke Laut Arab dimana mereka kemudian membuat garam sendiri dengan cara
menguapkan air laut. Dunia internasional memberikan penghormatan dan dukungan
atas pergerakan yang dilakukan Gandhi dan 60.000 pengikutnya.
Pada tahun 1931, Gandhi menghadiri Konferensi Meja Bundar di
Londong sebagai satu-satunya wakil dari Kongres Nasional India, konferensi
tersebut dinilai olehnya membawa kekecewaan besar. Saat kembali ke India,
Gandhi kembali dipenjara, dan dari dalam penjara ia memimpin protes terhadap
program pengobatan pemerintahan Inggris yang tak tersentuk oleh rakyat miskin
dan terdegradasi oleh meraka masyarakat yang menduduki sistem kasta terendah.
Pada tahun 1934, ia meninggalkan Partai Kongres India untuk
fokus pada pembangunan ekonomi India.
Saat pecahnya Perang Dunia II, Gandhi kembali ke politik
nasional dan menyerukan kerja sama dengan Inggris terhadap Perang Dunia II asal
India memperoleh Kemerdekaan.
Inggris kemudian menolak dan berusaha memecah belah india
dengan mendukung kelompok Konservatif Hinda dan Islam. Atas penolakan Inggris
tersebut, Gandhi kemudian meluncurkan gerakan “Quit India” pada tahun 1942 yang menyerukan pengusiran total
Inggris di tanah India. Atas gerakan tersebut Gandhi dan para pemimpin nasionalis
dipenjarakan hingga tahun 1944.
Pada tahun 1945, pemerintahan baru berkuasa di Inggris, dan
negosiasi untuk kemerdekaan India mulai. Gandhi dicari suatu India bersatu,
tapi Liga Muslim, yang telah tumbuh di pengaruh selama perang, tidak setuju.
Setelah pembicaraan yang berlarut-larut, Inggris sepakat untuk membuat dua
negara merdeka baru India dan Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947. Gandhi
sangat tertekan oleh partisi, dan kekerasan berdarah segera pecah antara Hindu
dan Muslim di India.
Pada tahun 1945, setelah berkuasanya pemerintahan Inggris
yang baru. Pertama kali muncul negoisasi untuk mewujudkan kemerdekaan India. Gandhi
mencanangkan India bersatu, tetapi Liga Muusli yang telah tumbuh dan menanamkan
pengaruh selama perang tidak setuju dengan India bersatu.
Inggris kemudian menghendaki dua negara merdeka yaitu India
dan Pakistan pada tahun 1947. Gandhi sangat tertekan atas keputusan tersebut,
dan selepas itu terjadi konflik kekerasan berdarah yang pecah antara Hindi dan
Islam di India.
Dalam upaya mengakhiri konflik agama di India. Gandhi
kemudian melakukan puasa dan melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang tengah
berkonflik.
Mahatma Gandhi ditembak dari jarak dekat saat berjalan
menuju panggung di tengah-tengah keramaian warga India yang menantinya untuk
memimpin doa. Pelakunya adalah Nathuram Godse, simpatisan kelompok ekstrem
Hindu Mahasabha. Godse melancarkan pembunuhan tersebut karena tidak setuju
dengan sikap moderat Gandhi, seperti memperjuangkan doktrin anti-kekerasan dan
mendukung berpisahnya Pakistan dari India, serta toleransinya dengan Islam.
Gandhi kemudian dikenal sebagai Mahatma “berjiwa besar”. Selama
hidupnya, metode persuasif dan gerakan sipilnya dipengaruhi oleh pemimpin pergerakan
sipil di seluruh dunia, salah satunya Luther King Jr di Amerika Serikat.
0 Response to "Pembunuhan Mahatma Gandhi"
Post a Comment