Propaganda Jepang di Indonesia
Dalam tulisan saya sebelumnya mengenai kedatangan bangsa
Jepang ke Indonesia. Jepang sebelum penyerangan ke Hindia Belanda sudah melakukan
serangkaian kegiatan di Hindia Belanda, salah satunya menjalin hubungan dengan
tokoh-tokoh pergerakan nasional.
Lalu bagaimana setelah Jepang berhasil masuk ke Indonesia? Sebenarnya
kita harus mengetahui bahwa tujuan Jepang menduduki Indonesia tak lain sama
seperti Jepang menguasai negara-negara lain seperti Malaya, Filipina, Cina,
Hongkong, dan Indocina. Jepang membutuhkan dukungan baik dalam bentuk SDA dan
SDM untuk mendukungnya pada peperangan Asia Timur Raya.
Dalam melakukan pendekatan dengannya dengan bangsa Asia
khususnya bangsa Indonesia. Jepang melakukan infiltrasi dalam bentuk pendekatan
politik dan budaya. Di Indonesia sendiri, Jepang melakukan pendekatan budaya
dengan mengangkat ramalan jangka Jayabaya. Ramalan tersebut yakni, “Akan datang suatu bangsa yang datang dari utara, berkulit kuning dan bertubuh pendek. Mereka akan menjadi pemimpin bangsa
Indonesia dalam waktu seumur jagung kemudian akan kembali ke negerinya, lala bangsa Indonesia akan membawa dirinya kemasa keemasan (kemerdekaan).”
Dari karakteristik memang benar bahwa
orang-orang Jepang pada masa ini bertubuh lebih pendek dari orang Indonesia
(ceper), sehingga masyarakat Indonesia pada waktu itu mempercayainya. Selain itu
Jepang mengemukakan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia dan Jepang adalah sama. Hal
tersebut berdasarkan bahwa orang Jepang dan orang Indonesia merupakan sama-sama
orang timur, selain itu Jepang pun sama sikapnya dengan Indonesia yang anti
dengan kebudayaan barat.
Dalam pendekatan politik, Jepang awalnya membentuk suatu
badan propaganda yang diketuai oleh orang Indonesia, Mr. Syamsuddin. Gerakan
ini lahir semata - mata untuk memikat hati dan menarik simpati bangsa Indonesia
agar mau membantu Jepang. Jepang mengklaim sebagau Saudara Tua Indonesia dan
bangsa Asia lainnya yang akan membebaskan belenggu dari jajahan imperialisme
Belanda, Inggris, dan Amerika. Itulah sebabnya pada awalnya Soekarno berkata, “
Amerika kita setrika, Inggiris kita linggis.”
Semboyan Gerakan 3 A :
- Nippon Cahaya Asia
- Nippon Pemimpin Asia
- Nippon Pelindung Asia
Kemudian Jepang membentuk Kantor Pusat Kebudayaan di Batavia bernama Keimin Bunka Shidoso. Keimin Bunka Shidoso kemudian
membuat buku mengenai 100 Tokoh berpengaruh di Hindia Belanda. Dari 100 Tokoh
ini Jepang berusaha memanfaatkan mereka untuk menarik simpati bangsa Indonesia,
salah satu tokohnya antara lain Ir. Soekarno, Moh.Hatta, Sjarhrir, dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, Muh.Yamin, dan Agus Salim yang santer dalam pergerakan nasional.
Soekarno kemudian diminta untuk
menjadi Ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang didalamnya terdapat Ir.Soekarno M.Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan K.H Mas Mansyur (dikenal kemudian dengan sebutan empat serangkai), hal ini karena kurang berhasil
menggerakkan rakyat Indonesia dalam membantu Usaha tentara Jepang, maka gerakan
ini dibubarkan pada tahun 1943.- Harian Sejarah
0 Response to "Propaganda Jepang di Indonesia"
Post a Comment