Hujan
Oleh: Muhamad Ikhsan
Sepi merebak dalam awan, menunggu tinta hujan membasahinya
Ketika itu kami datang bertelanjang muka
Menatap ke satu wajah, bertumpu dengan beraninya
Seraya menantang dengan matang sambil menunggu reda, lalu
kami ambil maknanya dalam riak cemara
Bukankah kami dulu mencintai raga
Dia yang katanya setia, katanya pelipur segala
Kami disini, masih menanti kata paling manis dari udara
Berharap ujaran hampa dapat merebut dipa nyata
Malahan kami pernah ingin benar selalu ada
Dari masa ke masa ke masa menghiasi beranda
Kami yang merana, mengurapi
fajar dan senja
Kami yang menanti dan menanti saatnya tiba
0 Response to "Hujan"
Post a Comment