Operasi Barbarossa Berujung Kekalahan Jerman di Front Timur
Pada awal tahun 1941, Hongaria, Rumania, dan Bulgaria bergabung dengan Blok Axis. Mereka bertiga kemudian bergabung dengan pasukan Jerman untuk melakukan penyerbuan terhadap Yugoslavia dan Yunani pada bulan April 1941. Penaklukan Balkan oleh Jerman merupakan serangkaian rencana Hitler untuk tujuan yang sebenarnya, yaitu menaklukan Uni Soviet.
Penaklukan Uni Soviet dinilai oleh Hitler dapat memberikan wilayah yang luas selain sikap anti komunis Hitler. Penaklukan Uni Soviet akan memberikan ras Jerman "Lebensraum" (ruang hidup) yang dibutuhkan oleh ras Jerman. Disisi lain Hitler merencanakan pemusnahan orang Yahudi dari seluruh wilayah Eropa yang diduduki oleh Jerman.
Sebelum serangan Uni Soviet yang mengakhiri peperangan dengan mengalahkan Jerman pada tahun 1944, lebih dari 4 juta orang Yahudi merenggut nyawa dalam kamp-kamp kematian yang didirikan di wilayah berpenduduk Yahudi yang diduduki oleh Jerman, salah satunya terkonsentrasi di Polandia.
Kekuatan Axis menyerbu Soviet sepanjang 2.900 km (1.800 mil). Perencanaan untuk Operasi Barbarossa dimulai pada tanggal 18 Desember 1940 secara rahasia dan operasi militer itu sendiri berlangsung hampir satu tahun, sejak musim semi tahun 1940 sampai musim dingin 1941. Dan invasi itu dilakukan dengan mengerahkan kurang lebih empat juta pasukan dengan 19 divisi Panser, 3.000 unit tank, 2.500 pesawat udara, dan 7 senjata artileri.
Titik Penyerangan Jerman (Foto: Pinterest)
|
Dalam pertempuran Soviet kalah dari jumlah pasukan dengan Jerman, serta teknologi udara mereka yang sebagian besar telah cukup usang. Kelemahan dari sisi militeris ini dimanfaatkan Jerman dalam serangan mereka ke Uni Soviet. Invasi ini menguntungkan Jerman dengan menduduki sekitar 200 mil wilayah Uni Soviet secara lurus dari Ibukota Moskow, Jerman menduduki Kiev sebelum usahanya bergerak menuju Stalingrad.
Pesawat Soviet terbang di atas posisi Jerman di dekat Moskow (Foto: RIA Novosti archive)
|
Jerman yang pada awalnya memenangkan pertempuran dibeberapa wilayah yang merupakan daerah ekonomi paling penting di Uni Soviet seperti Ukraina dan Kiev. Meskipun begitu Jerman harus menyadari bahwa mereka tertahan di Stalingrad yang masih jauh untuk menjangkau Moskow.
Pada akhirnya Operasi Barbarossa mengalami kegagalan karena kemandekan yang diantaranya disebabkan oleh musim dingin di Uni Soviet yang perbedaan suhu dan tekanan udara lebih rendah dibandingkan di Eropa Barat. Pada akhirnya semua pengepungan di Uni Soviet mengalami kegagalan seperti pengepungan di Leningrad, Stalingrad, dan Operasi Nordlicht.
Operasi Barbarossa merupakan operasi militer terbesar yang dilakukan Jerman di Front Timur karena memindahkan kekuatan pasukannya secara besar-besaran yang tadinya berada di barat pasca penaklukan Perancis yang harus dimobilisasi secara cepat ke timur.
Operasi Barbarossa membuka Blok Timur, di mana pasukan lebih berkomitmen daripada di medan pertempuran dalam sejarah dunia. Operasi Barbarossa dan daerah-daerah yang jatuh di bawahnya menjadi tempat beberapa pertempuran terbesar, mematikan, kekejaman, korban tertinggi, dan kondisi yang paling mengerikan bagi Soviet dan Jerman yang semuanya memengaruhi Perang Dunia II dan sejarah abad ke-20.
Hitler terlalu merasa percaya diri dari keberhasilan yang pesat di Eropa Barat dan kebodohan Tentara Merah dalam Perang Musim Dingin melawan Finlandia pada 1939-1940. Dia mengharapkan kemenangan dalam waktu beberapa bulan, namun tidak mempersiapkan diri untuk sebuah perang yang berlangsung dalam musim dingin.
Operasi Barbarossa dapat dikatakan sebuah peristiwa penting dalam sejarah Perang Dunia II karena kegagalannya di Moskow mengawali kejatuhan Koalisi Axis di Eropa. Ironisnya, 129 tahun sebelumnya atau tepatnya pada 24 Juni 1812, Napoleon melakukan kesalahan yang sama dengan menyerang Rusia yang juga menjadi awal kejatuhannya.
0 Response to "Operasi Barbarossa Berujung Kekalahan Jerman di Front Timur"
Post a Comment