Nasionalisme Bangsa Turki
Kesultanan Turki Utsmani merupakan sebuah negara yang berdiri kokoh dan berjaya lebih dari 700 tahun antara tahun 1299–1923. Sultan-sultan Turki Ustmani terkenal dengan kewibawaan dan keperkasaannya di dunia, salah satunya adalah Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih dan Sultan Suleiman I yang dijuluki Raja Tiga Benua karena berhasil membentangkan kekuasaan Turki Utsmani di setiap benua di dunia.
Sultan Suleiman I (Foto: Wikipedia) |
Turki pernah menjadi negara adidaya. Pada jamannya dimana wilayah kekuasaannya meliputi jazirah Belkan, Afrika Utara dan jazirah Arab. Nasionalisme dan revolusi bangsa Turki terjadi setelah Perang Dunia I, dimana Turki berada dipihak yang kalah dan harus tunduk pada keputusan sekutu antara lain menyerahkan wilayah kekuasaannya.
Perancis, Inggris dan Italia mendapatkan wilayah Turki di Afrika dan Jazirah Arab. Sementara Yunani di Balkan memperoleh kemerdekaannya dari Turki. Nasionalisme Turki semakin tumbuh setelah negara-negara sekutu berusaha terus melemahkan Turki dengan cara membantu gerakan nasionalis Yunani merebut wilayah Turki di bagian Barat Balkan tahun 1919.
(Baca juga: Pertempuran Inggris dan Turki Utsmani di Tepi Sungai Wadi)
Puncak kejayaannya Turki Utsmani pada abad ke-19 terus mengalami kemunduran sampai akhirnya mendapat julukan The Sick Man From Europe. Hal ini disebabkan oleh berikut ini :
- Tidak ada lagi sultan-sultan yang kuat dan besar.
- Intrik-intrik dalam istana semakin merajalela.
- Tentara Janisari yang terkenal telah merosot martabatnya menjadi pengacau kerajaan daripada pembela kerajaan.
- Pemerintahan yang lemah dan kacau mengakibatkan adanya Krisis Gezag sehingga negara-negara bagian berani mengadakan pemberontakan untuk melepaskan diri dari Turki.
- Revolusi Prancis mengilhami negara-negara bagian untuk merdeka (seperti, Yunani, Bulgaria, Serbia, Rumania, dan Mesir).
Masalah di Timur
Kartun The Eastren Question yang menggambarkan penguasaan wilayah Turki Ustsmani oleh Negara Barat (Foto: tumblr) |
Kelemahan Turki kemudian dimanfaatkan oleh negara-negara imperialisme Barat untuk menguasai jajahan Turki atau menghancurkan Turki sekaligus. Adanya perbenturan kepentingan antara negar -negara Barat mengenai status Turki dan daerah jajahan inilah yang menimbulkan “Masalah Timur” (The Eastren Question ).
Nasionalisme Bangsa Turki
Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Turki adalah sebagai berikut.
- Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot.
- Adanya pengaruh dari Revolusi Prancis dengan semboyannya liberte, egalite, dan fraternite.
- Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern sehingga mereka mengetahui apa itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
- Kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerah-daerah jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.
Kemal Pasha dan Rekannya (Foto: Pinterest) |
Dalam situasi demikian itulah, akhirnya mendorong timbulnya semangat nasionalisme terutama di kalangan tokoh-tokoh muda untuk mengadakan pembaharuan di segala bidang. Tokohnya, antara lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun 1906, dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda.
- Menyelamatkan Turki dari keruntuhan total;
- Menanamkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat;
- Mengadakan perbaikan sosial, ekonomi dan budaya;
- Mengadakan pembaharuan organisasi pemerintahan.
Turki Utsmani dalam Perang Dunia I
Selama Perang Dunia I, pemerintah Turki didominasi oleh Gerakan Turki Muda. Dalam Perang Dunia I, Turki memihak kepada Jerman (Sentral) dan ikut serta membendung serangan Rusia, Inggris, dan Prancis ke Laut Tengah. Sekutu menyerang Dardanella, tetapi dapat digagalkan oleh Mustafa Kemal Pasha dalam pe-tempuran di Gallipoli. Itulah sebabnya, Mustafa Kemal Pasha disebut Pahlawan Gallipoli. Sejak itulah Sekutu tidak berani menerobos Dardanella.
(Baca juga: Mustafa Kemal Ataturk Bapak Sekulerisme Turki)
Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan di pihak blok Sentral, sehingga terjadilah Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dan Turki. Akan tetapi, pemimpin Turki Muda tidak mau menyerah begitu saja. Tampillah The Strong Man Turki, yakni Mustafa Kemal Pasha yang menentang Sekutu dan tidak mau mengakui Perjanjian Sevres yang dibuat dengan Sultan. Ia memimpin gerakan revolusi dan berhasil menurunkan Sultan Muhammad V dari takhtanya (1 November 1923). Selanjutnya, ia memperbarui Perjanjian Sevres dengan Perjanjian Lausanne yang isinya tidak begitu merugikan Turki.
Tepat pada tanggal 29 Oktober 1923 secara resmi diumumkan proklamasi kemerdekaan Turki. Sejak itu Kerajaan Turki Usmani yang ortodok dihapuskan dan digantikan dengan Republik Turki yang modern. Ankara dijadikan sebagai ibu kotanya. Sebagai presiden pertama ialah Mustafa Kemal Pasha atau disebut juga Kemal Pasha Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Ismet Pasha atau Ismet Inonu sebagai perdana menterinya.
Setelah berhasil menggulingkan Sultan Turki terakhir, yaitu Sultan Abdul Hamid II pada tahun 1924, Mustafa Kemal melakukan berbagai macam perombokan total di Turki yang mengarah kepada westernisasi(pembaratan Turki), diantaranya:
- Merubah sistem pemerintahan dari Kekhilafahan menjadi Republik Sekuler
- Mendirikan Republik Turki
- Mengganti nama Kota Islambol (kota Islam) menjadi Istanbul
- Memindahkan ibukota Turki dari Istanbul (wilayah Eropa) ke Arkara (di Asia).
- Menghapus peradilan/Mahkaman Syariat dan mengganti dengan peradilan yang mencontoh peradilan di barat.
- Membentuk UUD baru yang mengacu kepada UUD negara-negara Barat
- Pelarangan penggunaaan bahasa Arab, termasuk di dalam Adzan, adzan kemudian diharuskan menggunakan bahasa Turki
- Pelarangan jilbab dan kerudung serta Tarbus
- Penggantian abjad Arab dengan abjad Turki
- Merubah fungsi dari Masjid Hagia Sophia menjadi Museum
(Baca juga: Rangkaian Kudeta Militer Turki 1952-2016)
0 Response to "Nasionalisme Bangsa Turki"
Post a Comment