Partai Nazi: Perebutan Kekuasaan dan Pembunuhan Sistematis Yahudi Eropa
Dibawah kepemimpinan Adolf Hitler (1889-1945), Partai Buruh
Nasional Sosialis Jerman, atau Nazi, berkembang menjadi gerakan massal dan
menguasai Jerman melalui cara-cara totaliter dari 1933 sampai 1945. Ditemukan
pada 1919 sebagai Partai Buruh Jerman, kelompok ini mempromosikan kebanggaan
dengan Jerman dan Anti-Semitisme, dan mengekspresikan ketidakpuasan dengan
Perjanjian Versailles, yaitu Perjanjian damai yang mengakhiri Perang Dunia I
(1914-1918), dan mengharuskan Jerman untuk melakukan sejumlah konsesi dan
reparasi.
Hitler bergabung dalam partai Nazi pada saat partai tersebut
ditemukan dan menjadi pemimpinnya pada 1921. Pada tahun 1933, Hitler menjadi
kanselir Jerman dan pemerintah Nazinya memerintah sebagai kekuatan diktatorial.
Setelah kekalahan jerman pada Perang
Dunia II (1939-1945), Partai Nazi menjadi terlarang dan banyak dari pejabat
tingginya dihukum atas kejahatan perang, berhubungan dengan pembunuhan dari
sekitar 6 juta Yahudi Eropa pada masa pemerintahan Nazi.
Asal-Usul Partai Nazi
Anton Drexler
Pada 1919, Veteran tentara Angkatan Darat, Adolf Hitler,
kecewa terhadap kekalahan Jerman pada Perang dunia I yang meninggalkan Bangsa
Jerman terpuruk secara ekonomis dan politik yang tidak stabil, bergabung dengan
organisasi politik yang disebut Partai Buruh Jerman.
Ditemukan sebelumnya pada
tahun yang sama oleh sejumlah orang termasuk Ahli Kunci, Anton Drexler (1884-1942)
dan Jurnalis Karl Harrer (1890-1926), Partai Nazi mendukung nasionalisme Jerman
dan anti-semitisme, dan merasa bahwa perjanjian Versailles, Perjanjian damai
yang mengakhiri perang, sangat tidak adil terhadap Jerman dengan Membebaninya
dengan reparasi yang tak akan bisa dibayar oleh Jerman.
Tidak lama kemudian,
Hitler muncul sebagai pembicara umum yang karismatik, dan mulai menarik
anggota-anggota baru dengan pidato-pidato yang menyalahkan kaum Yahudi dan
Marxis untuk masalah-masalah Jerman, dan menyertai nasionalisme ekstrem dan
konsep bangsa Arya “ras master”. Pada Juli 1921, Ia mengambil alih kepemimpinan
dari organisasi tersebut, yang pada saat itu telah dinamakan ulang menjadi
Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman. (Partai Nazi).
Tahukah Kamu?
Penjualan dari
autobiografi politis Hitler “Mein Kampf”(Perjuanganku), kadang disebut sebagai
kitab suci untuk Partai Nazi, menjadikan Hitler seorang milyuner. Dari 1933
sampai 1945, Setiap pasangan jerman yang beru menikah mendapatkan buku Mein
Kampf secara gratis. Setelah Perang Dunia II, publikasi “Mein Kampf” di Jerman
menjadi illegal.
Pada 1923, Hitler dan para pengikutnya menyelenggarakan Beer Hall Putsch di Munich, sebuah
kudeta pemerintah Jerman di Bavaria, sebuah negara bagian di Jerman Selatan, yang
gagal. Hitler berharap kudeta ini akan memicu revolusi yang lebih besar
terhadap pemerintah nasional.
Pada akhir dari Beer Hall Putsch, Hitler dihukum atas pengkhiannatann dan mendapat
hukuman penjara selama lima tahun, namun hanya kurang dari setahun di penjara
(waktu yang ia abadikan di jilid pertama dari “Mein Kampf”). Kepublikan yang
mengelilingi Beer Hall Putsch dan
pengadilan Hitler setelahnya menjadikan Hitler sebuah figur Nasional. Setelah
keluar dari penjara, Hitler bertekad untuk membuat ulang partai Nazi dan
mencoba untuk mendapat kekuatan melalui proses pemilu.
Hitler dan Nazi Meraih Kekuasaan 1939
Pada 1929, Jerman memasuki periode keterpuruan ekonomi dan
pengangguran yang luas. Partai Nazi menggunakan kesempatan ini dengan
mengkritik pemerintah dan mulai memenangkan pemilu-pemilu. Pada pemilu Juli
1932, mereka menguasai 230 dari 608 kursi di “Reichstag,”atau Parlemen Jerman.
Pada Januari 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman dan pemerintah Nazi
setelah itu menguasai seluruh aspek kehidupan Jerman.
Dibawah kekuasaan Nazi, semua partai politik lain dilarang.
Pada 1933, Partai Nazi membuka kam konsentrasi pertamanya, di Dachau, Jerman,
untuk para tahanan politik.
Dachau berevolusi menjadi kamp kematian dimana
ribuan Yahudi tewas karena malnutrisi, penyakit, kerja rodi, atau dieksekusi.
Selain pada Yahudi, tawanan di kamp konsentrasi juga termasuk anggota-anggota
dari kelompok yang dianggap tidak cocok untuk Jerman yang baru, termasuk para
artis, intelektual, Gypsi, orang dengan cacad fisik dan, atau mental, dan
homosexual.
Kebijakan Luar Negeri Militan: 1933-1939
Saat Hitler mendapat kursi di pemerintahan, Ia mengarahkan
politik luar negeri Jerman Nazi pada
ketidakpatuhan pada perjanjian Versailles dan mengembalikan berdirinya
Jerman di dunia. Ia mencela peta Eropa yang digambar ulang oleh Versailles
untuk tidak memberikan Jerman, negara di Eropa dengan populasi terbesar, ruang
yang cukup untuk populasinya yang berkembang.
Walau Perjanjian Versailles
dicetus berdasarkan determinasi dari rakyat, Hitler memberikan poin bahwa
Versailles memisah Bangsa Jerman dengan membuat negara baru seperti Austria
dan Cekoslowakia, yang mempunyai banyak populasi Jerman.
Dari pertengahan sampai Akhir 1930an, Hitler mengabaikan
perintah internasional secara perlahan. Ia mengundurkan Jerman dari Liga
Bangsa-Bangsa pada 1933, membangun kembali angkatan perang Jerman melebihi yang
dibatasi pada Versailles, mengokupasi Rhineland Jerman pada 1936, menganeksasi
Austria pada 1938, dan menginvasi Cekoslowakia pada 1939.
Saat Jerman bergerak
ke arah Polandia, Britania Raya dan perancis merespon pada agresi tersebut
dengan menjamin keamanan untuk Polandia. Meskipun begitu, Jerman menginvasi
Polandia pada 1 September 1939, dan Britania Raya serta Prancis mendeklarasikan
perang terhadap Jerman. Enam tahun dengan politik luar negeri Jerman telah
memulai Perang Dunia II.
Pertempuran Untuk Mendominasi Eropa: 1939-1945
Setelah menguasai Polandia, Hitler fokus pada mengalahkan
Britania Raya dan Prancis. Dengan meluasnya perang, Partai Nazi membentuk
aliansi dengan Jepang dan Italia pada Pakta Tripartite 1940, dan menghormati
Pakta nonagresi Nazi-Soviet sampai 1941, dimana Jerman meluncurkan invasi
dengan metode perang kilat dengan skala yang besar terhadap Uni Soviet.
Pada
pertempuran brutal berikut ini, tentara Nazi mencoba untuk merealisasikan
tujuannya, yaitu untuk menghancurkan kekuatan komunis terbesar di dunia.
Setelah AS mengikuti Perang Dunia II pada 1941, Jerman menemukan dirinya
bertempur di Afrika Utara, Italia, Prancis, Balkan, dan Uni Soviet yang
menyerangbalik. Pada awal dari perang, Hitler dan Partai Nazi bertempur untuk
mendominasi Eropa; Namun lima tahun kedepan, mereka bertempur untuk tetap ada.
Pembunuhan Sistematis Yahudi Eropa
Saat Hitler dan Partai Nazi berkuasa di 1933, mereka memulai
berbagai langkah untuk menganiaya penduduk Yahudi di Jerman. Pada akhir 1938,
Yahudi dilarang pada kebanyakan tempat publik di Jerman. Pada masa perang,
Kampanye anti-yahudi Jerman meningkat, dalam skala dan juga dalam kekerasannya.
Pada invasi dan okupasi Polandia, Tentara Jerman menembak ribuan Yahudi
Polandia, mengurung banyak dari mereka pada ghetto dimana mereka mati kelaparan
dan mulai mengirim yang lain ke kamp konsentrasi yang terebar di Polandia,
dimana mereka dibunuh secara langsung atau dipaksa kerja rodi. Pada 1941, saat
Jerman menginvasi Uni Soviet, pasukan kematian Nazi membrondong puluh ribuan
Yahudi di bagian barat Uni Soviet.
Pada awal 1942, pada Konfrensi Wannasee dekat Berlin, Partai
Nazi memutuskan untuk memulai langkah terakhir dari “Solusi Final” untuk
“Masalah Yahudi” dan menyebut rencana untuk pembunuhan sistematis dari semua
Yahudi Eropa. Pada 1942 dan 1943, ribuan Yahudi di negara-negara barat yang
terokupasi seperti Belgia dan Prancis dideportasi ke kamp konsentrasi yang
tersebar di seluruh Eropa. Di Polandia, kamp konstentrasi besar seperti
Auschwitz mulai beroperasi dengan efisiensi yang kejam.
Pembunuhan Yahudi di
tanah-tanah yang terokupasi Jerman berakhir hanya pada bulan-bulan terakhir
dari peperangan, saat tentara Jerman mulai mundur ke arah Berlin. Pada saat
Hitler bunuh diri pada April 1945, sekitar enam juta Yahudi telah tewas.
Denazifikasi
Setelah perang, Sekutu menduduki Jerman, melarang partai Nazi
dan bekerja untuk menghilangkan pengaruh Nazi dari semua aspek kehidupan
Jerman. Simbol Swastika yang digunakan Nazi dijadikan simbol kejahatan di
kebudayaan modern pasca-perang.
Walau Hitler telah membunuh dirinya sebelum ia
bisa diadili, beberapa pejabat Nazi dihukum atas kejahatan perang pada
pengadilan Nuremberg, yang terjadi di Nuremberg, Jerman, pada 1945 sampai 1949.
Penulis: Muhammad Arkan - Ilmu Sejarah UI
0 Response to "Partai Nazi: Perebutan Kekuasaan dan Pembunuhan Sistematis Yahudi Eropa"
Post a Comment