Masa Kolonialisme Inggris 1811-1816
Pada 1811 Inggris berhasil mengalahkan Perancis pada perang
Napoleon dan memperoleh konsesi khusus dari Belanda yaitu penguasaan terhadap seluruh wilayah jajahan Belanda, Malaysia, Suriname, Brasil, India, Afrika Selatan, dan termasuk Hindia Belanda. Penguasaan Inggris ini berlangsung selama kurang lebih 5 tahun
antara tahun 1811 – 1816, penyerahan ini dilakukan dengan sebuah perjanjian
yang di kenal dengan “ Kapitulasi Tuntang “ isinya kurang lebih penyerahan
kekuasaan di Jawa kepada Inggris selepas pembebasan Belanda dari Perancis.
Hasil dari perjanjian tersebut menyebabkan Inggris memiliki
kekuasaan atas Jawa. Atas hal tersebut Inggris mengangkat Thomas Stamford
Raffles sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pengangkatan ini berdasarkan
rekomendasi dari Gubernur Jenderal Inggris di India, Lord Minto yang yakin
Raffles dapat memajukan Hindia Belanda lebih dari India.
Dalam pemerintahannya Raffles mengedepankan dengan semangat
pembaharuan (Enlightement) dengan membawa ideologi liberalisme.
Kebijakan Raffles
1811-1816
Dalam bidang politik Raffles
membagi Jawa menjadi 16 Keresidenan. Residen-residen (bupati) bertindak harus sebagai
pejabat pemerintahan bukan pegawai dari raja-raja jawa, sehingga Residen dan
Raja derajatnya adalah sama. Hal ini dilakukan sebagai langkah Raffles
mereformasi Birokrasi dengan menghapuskan Feodalisme di Jawa. Para Bupati
diberikan gaji berupa uang bukan lagi hasil bumi (Inatura).
Dalam upaya penghapusan
Feodalisme, Raffles menerapkan Sistem Sewa Tanah atau Land Rent yang menghapus penguasaan tanah oleh bangsawan-bangsawan
Jawa, tanah milik petani. Sistem sewa tanah ini diterapkan agar dapat
dimanfaatkan oleh Investor untuk mengembangkan usaha Perkebunan yang berusaha
digalakan menggantikan pertanian. Investor dapat menyewa tanah kepada petani
sampai 70 tahun.
Kerja Rodi dibatasi oleh Raffles,
hal tersebut karena Raffles memandang bahwa kerja yang seharusnya adalah Kerja
Upah bukan kerja Paksa. Selain itu pajak hasil bumi atau Inaatura dihapuskan dan diganti dengan pajak uang. Hal ini sejalan
dengan upaya Raffles untuk memonoteisasi keuangan dengan memperkenalkan uang
sebagai alat tukar. Hal ini nanti akan menjadi masalah karena ketidaksiapan
penduduk pribumi menerima sistem uang, masyarakat masih bingung cara
mempergunakan uang, sehingga berakibat pada kesulitan petani membayar pajak.
Hal yang ditinggalkan oleh Raffles
Raffles meskipun berposisi sebagai Gubernur Jenderal,
kecintaan Raffles terhadap ilmu pengetahuan tidak bisa dielakan. Selama masa
pemerintahnnya Raffles menulis buku sejumlah 2 jilid yaitu History of Java yang berisi catatan Raffles mengenai sejarah dan
kebudayaan Jawa. Raffles pun mendirikan sebuah lembaga yang menaungi
pengembangan ilmu pengetahuan di Batavia yang bernama Bataviarch Genotchap. Kemudian Raffles mendirikan sebuah suaka
dalam pengembangan ilmu biologi, hal ini dinilai sebagai cikal bakal Kebun Raya
Bogor.
Penghapusan diskirminasi dan penjualan budak merupakan kebijakan Raffles
dalam mengatasi permasalahan sosial di Jawa, khususnya Batavia. Rafflesia Arnoldi merupakan penghargaan yang disematkan atas jasa Raffles
mempopulerkan bunga Bangkai.
Akhir kekuasaan Raffles ditandai dengan penandatanganan
Konvensi London 1814, dimana Belanda secara bertahap mendapatkan konsesi dari
Inggris untuk kembali menguasai Hindia Belanda. Yang menarik bahwa Raffles
pernah melayangkan sebuah permintaan kepada Kerajaan Inggris agar Pulau Jawa
tidak dikembalikan kepada Belanda. Hal ini karena Pulau Jawa merupakan sumber
dari kekayaan Alam, tanah yang subur dan budaya yang tinggi menjadi alasan
Raffles meminta Inggris untuk mempertahankan Pulau Jawa. Meskipun pada akhirnya permintaan
tersebut tidak dapat dipenuhi dan Jawa serta seluruh bagian dari Hindia
Belanda secara keseluruhan kembali ke tangan Belanda.
Inggris hanya mengembalikan Hindia Belanda, jajahan Belanda
yang lan seperti Malaysia, India, Suriname, Brasil, dan Afrika Selatan tetap di tangan
Inggris. Raffles akhirnya digeser ke Bengkulu sebelum dipindahkan
secara total ke Singapura. Disana Raffles lebih leluasa untuk menerapkan
pemikiran liberalnya.
0 Response to "Masa Kolonialisme Inggris 1811-1816"
Post a Comment