Peran Haji Indonesia dan Ketimpangan Ekonomi



Tadi pagi sekitar pukul 10.00 Wib saya membaca sebuah majalah yang menampilkan berita mengenai penggalangan dana untuk pendidikan. Setelah saya baca-baca majalah tersebut, saya menukan inspirasi dari dunia. Dan mungkin saya dapat membuat kesimpulan yang "naif" dan sangat mentah yang terselubung dipikiran saya mengenai sesuatu yang telah saya baca tadi.

Akhirnya saya membuat sebuah topik permasalahan yang saya generalisir. Dan topik tersebut adalah " Bahwa jelaslah mengapa orang barat dapat membawa negaranya menjadi lebih maju ketimbang orang timur dengan negara timurnya" , nah itu sepertinya. hehehe

Saya melihat bahwa disaat pemerintah tidak dapat mengatasi ketimpangan dan kemiskinan di Eropa. Maka yang merasa ambil peran bukan hanya pemerintah, tapi seluruh element masyarakat juga berperan mengambil bagian. Banyak orang Eropa yang merasa dirinya adalah orang sukses, orang kaya, seorang pejabat, artis ternama, bintang populer olahraga, dan para golongan lainnya mendedikasikan dirinya sebagai promotor penggalang amal atau mendirikan yayasan sosial. Jadi dengan demikian mereka tidak menumpuk hartanya sedemikian rupa atau larut dalam glamor harta dan popularitas semata, tetapi mendermakan hartanya dan dedikasinya untuk negaranya. Bahkan tak jarang dari mereka yang menjadi duta suatu organisasi internasional dibidang lingkungan hidup, sosial, dan pendidikan untuk memberikan dorongan kepada negara-negara lain, khususnya yang paling sering saya lihat adalah negara-negara di kawasan Afrika dan sebagian Asia.

Hal ini berbanding terbalik di Asia, kita ambil contoh negara kita tercinta Indonesia. Banyak orang kaya terus menjadi kaya, tetapi justru banyak pula yang semakin miskin atas akibat tersebut. Hal tersebut dikarenakan minimnya rasa empati dikalangan orang-orang elite dan the rich man  kita . Harta mereka ditumpuk hingga mati, kemudian terjadilah perebutan hak waris dan sengkerta sana-sini : mulai dari pembagian tanah atau harta gono-gini. Sungguh pilu saudara !

Selain itu, sebagai orang islam, saya mengaitkan pandangan saya dengan perspeftif saya bahwa dengan banyaknya orang bergelar haji di Indonesia itu tidak memberikan perubahan ke arah yang lebih baik pada  pembangunan ekonomi kita membaik. Tak bisa ditampikan bahwa sebagian masyarakat kita ini naik haji sekadar memenuhi perintah Allah semata atau karena gelar haji yang dinilai derajatnya sama seperti gelar strata yang berderet disepanjang namanya tersebut.

Lalu itu kebaikan dan pahala untuk personal ? Mana nilai sosial kita ? Bukankah nabi berkata, " Bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya ? "

Saya rasa seorang haji haruslah mempunyai keimanan dan empati lebih tinggi dari orang biasa, jangan biarkan ada yang kelaparan di sudut pandang pelupuk matanya. Ya karena sudah tanggungjawab sosial mereka sebagai golongan umat yang merasakan tempaan spiritual di tanah suci, sehingga seharusnya mereka mempunyai kewajiban untuk memperbaiki keadaan ditanah airnya dan realitas bahwa orang yang bisa naik haji itu berharta cukup atau lebih.

Kalau kita melihat sejarah pada masa Hindia Belanda. Para haji merupakan pahlawan yang tersadarkan. Mereka dicap pemberontak oleh pemerintah kolonial , karena selepas pergi haji mereka membawa perubahan kepada masyarakat, salah satunya adalah semangat perlawanan terhadap imperialisme dan bahkan memimpin perlawanan tersebut! nahhh.. jadi jelas bukan ? Bahwa gelar haji itu adalah sebuah amanah dan cerminan bahwa taraf keagaamaan kita haruslah meningkat dan tidak lupa kepedulian sosial. Jangan sanggup haji sampai tiga kali, eh tetapi ada tetangga yang kelaparan sampai mati, dikubur masih juga sengketa bayar pemakaman.

Jadi menurut saya. Haji di Indonesia harus lebih berperan dalam masalah kesejahteraan rakyat dengan memberikan dukungan-dukungan yang diperlukan. Jangan sampai haji kita hanya sibuk memikirkan politik praktis yang katanya mengatasnamakan rakyat dengan duduk di parlemen. Saya pikir itu kelamaan, bisa mulai dengan peran kecil namun berarti di lingkungan sekitarnya.

Kalaubegitu ayo kita sebagai haji-haji yang mau mabrur, Dekatkanlah hati kita kepada lingkungan sosial kita dan yang berkecukupan segeralah berhaji serta ikut serta bersama kami. hehehe. Kebetulan saya pun belum haji, semoga kelak.. aamiin

0 Response to "Peran Haji Indonesia dan Ketimpangan Ekonomi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel