Mengenal Revolusi Anyelir Sebagai Kudeta Paling Damai
Harian Sejarah - Revolusi Bunga atau Revolusi Anyelir merupakan suatu bentuk kudeta tak berdarah yang terjadi di negara Portugal pada tahun 1974. Revolusi Bunga mengakibatkan kediktatoran yang telah berkuasa selama hampir 50 tahun akhirnya terguling. Setelah periode singkat kekacauan, Portugal muncul sebagai negara demokrasi yang mapan.
Sejarah revolusi ini berawal pada tahun 1926, ketika sebuah kudeta militer mendirikan Estado Novo dengan menggulingkan Republik Pertama Portugal yang baru lahir pada tahun 1910 untuk menggantikan Monarki Portugal. Warga negara Portugal merasa tertekan di bawah rezim ini selama hampir 50 tahun. Setelah menunggu, pada akhirnya kekuatan kelompok militer mengakhiri rezim diktator ini.
Sumber: Amazon.co |
Kekuatan militer dengan cepat mengepung pemerintahan, memicu demonstrasi spontan di jalan, warga sipil berlari keluar untuk berbaur dengan tentara, meskipun terdapat perintah untuk tinggal di dalam ruangan. Pada saat itu, Bunga Anyelir (carnation) terdapat melimpah di pasar bunga besar di Lisbon. Banyak warga lantas menempatkan anyelir ke dalam laras senapan tentara sehingga menginspirasi nama “Revolusi Bunga”.
Pasukan pemerintah berhasil membunuh empat orang sebelum akhirnya menyadari mereka tidak akan mampu membendung Revolusi Bunga. Kudeta yang berlangsung relatif damai juga merupakan andil dari tekad Tentara Revolusioner untuk menghindari pertumpahan darah. Masyarakat juga mendorong anggota rezim untuk menyerah, daripada melawan, sehingga membuat kudeta terbebas dari kekerasan.
Seperti aksi kudeta pada umunya, Portugal mengalami periode ketidakstabilan setelah Revolusi Bunga. Butuh beberapa tahun bagi negara ini untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis. Selama periode tersebut, Portugal melepaskan hampir semua wilayah koloni di Asia dan Afrika mereka disertai dengan gejolak ekonomi yang parah.
Warga Portugal turun ke jalan mendukung Militer. Foto: Amazon.com
|
0 Response to "Mengenal Revolusi Anyelir Sebagai Kudeta Paling Damai"
Post a Comment