Film AATS, Kisah Anak Pramuka Melawan Kejahatan Perdagangan Manusia


Satu lagi film nasional yang wajib ditonton oleh keluarga di awal tahun 2017 yaitu film “Ayu Anak Titipan Surga” (AATS). Film ini mengangkat cerita tentang seorang anak Pramuka bernama Ayu (diperankan oleh Putri Luthfiyyah). Ia adalah sosok anak yang cerdas, cantik, berani, jujur, dan berbudi pekerti baik lainnya.

Dalam satu peristiwa, Ayu berusaha menyelamatkan Evi (diperankan oleh Zila Zafila) yang diculik dan disekap oleh kawanan mafia perdagangan manusia (trafficking). Padahal, Evi ialah sosok anak yang mudah cemburu, iri hati dan sifat-sifat lainnya yang tidak terpuji.

Hal itulah yang sering ditunjukkannya kepada Ayu di sekolahnya. Film ini akan tayang secara serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 12 Januari 2017.

Kak Bagus Haryanto, produser dari film ini mengatakan, AATS sebuah film yang diperankan oleh anggota Pramuka Penggalang yang memiliki sifat seperti yang tertuang dalam Dasa Dharma dan Trisatya Pramuka, yakni berani, jujur dan pantang menyerah.

“Mengapa kita mengangkat Pramuka sebagai tema besarnya, karena saat ini satu-satu organisasi di sekolah yang memuat pendidikan karakter saya lihat hanya Pramuka,” ujar Kak Bagus saat dikonfirmasi, Senin (26/12/2016).

Film yang dibuat tahun 2015 di daerah Purwakarta ini sangat menarik, dan pantas ditonton oleh seluruh anggota Pramuka yang ada di Indonesia. Film ini adalah film kedua setelah film “Hasduk Berpola”, yang mengisahkan beberapa kegiatan Pramuka seperti asyiknya kemah, baris-berbaris dan kebersamaan.

“Dengan film ini setidaknya bisa memberikan sedikit gambaran tentang anak-anak kita yang masih memegang prinsip idealisme melalui pendidikan kepramukaan,” jelasnya.

Kak Bagus berharap, semua anggota Pramuka ikut berpartisipasi dalam suksesnya film ini dengan ikut menyebarkan informasi ke media sosial. ‎Bagi Kak Bagus yang juga anggota Pramuka ini merasa punya kebanggaan bahwa nilai-nilai yang ada di dalam organisasi kepanduan  bisa disebarkan melalui media film yang mudah dipahami oleh masyarakat.

“Film ini memuat nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang dikemas dengan cara menghibur. Tentunya ini sangat asyik dan keren untuk ditonton oleh anak-anak Pramuka,” tuturnya.

Diketahui, film yang dibuat oleh Rumah Produksi Griya Pelopor Budaya ini sudah berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Sebelum film ini dirilis, pihak produsen sudah berhasil menggelar acara nonton bareng di berbagai tempat, dan berhasil menjual 100.000 tiket penonton.

Dalam film ini juga tampil sosok Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Adhyaksa Dault. Dia berperan sebagai tokoh yang memberikan apresiasi kepada Ayu atas keberaniannya melawan mafia perdagang manusia.

“Ayu adalah anak remaja Indonesia yang memahami dan melaksanakan Dasa Dharma Gerakan Pramuka. Dasa pertama adalah bertakwa kepada Tuhan YME dan yang terakhir adalah suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Jadi, Ayu ini kita harapkan jadi model yang menginspirasi anak-anak muda Indonesia, remaja Indonesia untuk bisa seperti Ayu,” ujar Kak Adhyaksa. (HA/Humas Kwarnas). Harian Sejarah


First Published by Pramuka.or.id

0 Response to "Film AATS, Kisah Anak Pramuka Melawan Kejahatan Perdagangan Manusia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel