Diorama di Ujung Pintu
Jangan batasi aku!; Katamu gambarku tak sejelas angin merindu
Pepat sepejal tanah yang kau ludahi dengan perasaan najis,
tak seindah bulan tempatmu mengadu
Lalu kau kembali mengepakkan sayapmu seraya beradu dengan pintu,
Tapi ‘ku cegah kau dan menyalak “ bukankah kau yang kemarin menyuruhku ! “
Kertas putih memang tak lagi murni, tapi nikmatilah aliran warna yang menghujam matamu
Terlukis wajahmu yang ragu, menyeringai tapi terlampau kaku
0 Response to "Diorama di Ujung Pintu"
Post a Comment