Revolusi Amerika (1775-1783), Dari Koloni menjadi Negara Adi Kuasa
Pendeklarasian kemerdekaan Amerika segera mengundang reaksi hebat dari Inggris, yang lalu terjadilah perang kemerdekaan Amerika. |
Harian Sejarah - Revolusi Amerika (1775-1783) merupakan perang kemerdekaan
Amerika Serikat kepada Kerajaan Britania Raya. Perang Revolusi ini perlahan
menjadi perang global bukan hanya antara Britania Raya dengan Amerika Serikat,
melainkan peperangan yang melibatkan Perancis, Belanda, dan Spanyol disisi
lainnya. Perang ini kemudian dimenangkan oleh Amerika Serikat dengan bantuan
Perancis.
Perang ini merupakan akibat dari Revolusi Amerika Serikat.
Para kolonis bangkit karena Undang-Undang Stempel 1765 yang dikeluarkan
Parlemen Britania Raya tidak konstitusional. Parlemen Britania menegaskan bahwa
mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.
Sejarah mengenai Benua Amerika pertama kali tercatat dalam
sejarah berawak ketika Christopher Colombus datang ke benua itu. Benua yang
pertama kali ia mengira tersebut sebagai India pada tahun 1492, dengan
mengerahkan tiga buah kapal. Setelah kedatangan Colombus, pada awal abad ke-16 seorang navigator dan
pedagang dari Florence, Italia yang bernama Amerigo Vespucci tiba di Amerika.
Kedatangan Vespucci menyadarkan banyak orang Eropa, bahwa
daerah yang ia datangi tersebut sebenarnya merupakan daerah baru yang belum pernah
dikunjungi oleh orang Eropa sebelumnya. Pada tahun tahun selanjutnya setelah
kedatangan kedua pelaut tersebut, maka
dimulailah gelombang migrasi orang-orang Eropa ke Benua Amerika. Orang-orang
Inggris dan Perancis pada umumnya banyak menetap di Amerika Utara, sedangkan
orang-orang Portugis dan Spanyol banyak mendirikan koloni di Amerika Selatan.
Pembentukan Daerah
Koloni Amerika Utara
Peta Persebaran Koloni di Amerika (Foto: learner.org) |
Perpindahan berbagai bangsa di Eropa ke Benua Amerika
didorong oleh banyak motivasi, diantaranya adalah adanya harapan bagi mereka
untuk dapat menjalankan agama mereka (Protestan) secara bebas tanpa ada tekanan
dari penguasa, penguasa Eropa pada umumnya merupakan penganut Katolik.
Di benua
baru tersebut kaum koloni sebutan bagi para imigran Eropa melaksanakan ajaran
agama dan norma-norma Protestan secara ketat sehingga mereka disebut juga
sebagai kaum puritan
Setelah jumlah para pedagang semakin besar, maka mereka
mulai mendirikan koloni-koloni baru , koloni baru yang mereka didirikan
terlepas dari campur tangan pemerintah Inggris.
Koloni-koloni yang ada dalam
pendiriannya sangat berciri otonom. Beberapa koloni itu antara lain koloni
Virginia koloni Maryland, koloni Pennsylvania,
koloni New England, koloni New
York, dan sebagainya. sampai menjelang Revolusi Amerika tahun 1776, telah membentuk 13 koloni di Amerika Utara
yang nantinya akan menjadi Perintis revolusi dan membentuk negara Amerika
Serikat.
Kedatangan John Cabot (1497) beserta sejumlah penjelajah
Inggris lainnya mengawali kolonisasi Inggris atas Amerika bagian utara . Di
benua baru tersebut, John Cabot dan rekan-rekannya memperoleh hak mengelola
beberapa bidang tanah yang kemudian berkembang dan meluas menjadi koloni. Pada
tahun 1763, daerahdaerah di Amerika yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris
telah mencapai tiga belas koloni yang memiliki pemerintahan sendiri.
Latar Belakang Revolusi
Amerika Serikat
Persaingan memperebutkan wilayah wilayah baru di Amerika
Utara menyebabkan munculnya persengketaan antara Inggris dan Perancis.
Wilayah jajahan atau koloni Inggris di Amerika Utara terletak di sepanjang pantai timur Amerika Utara. Adapun wilayah dari pantai selatan sepanjang Sungai Mississippi (Louisiana) sampai Kanada adalah koloni Prancis. Wilayah koloni Inggris dan Prancis ini dipisahkan oleh daerah pedalaman. Pergerakan Inggris yang terus-menerus memperluas tanah jajahannya ke arah barat kemudian mulai melanggar batas jajahan Prancis (Louisiana).
Hal ini memicu hubungan yang tegang antara Inggris dan Prancis yang mengarah ke peperangan. Pertempuran meletus setelah terjadi tembak-menembak antara pasukan Prancis dan pasukan koloni Inggris (warga Amerika) di dekat benteng Duquesne (Pittsburgh) yang merupakan wilayah Prancis. Dalam peperangan ini, Prancis kalah dan dibuatlah perjanjian perdamaian Paris yang isinya sebagai berikut.
- Wilayah Kanada dan Louisiana di sebelah timur Mississippi diberikan kepada Inggris, sedangkan wilayah di sebelah barat Mississippi tetap menjadi milik Prancis.
- Setelah itu Perancis dan Inggris menandatangani perjanjian Paris yang berdampak kepada semakin kuatnya dominasi Inggris di kawasan Amerika Utara, selain di Asia Selatan
Pada tahun 1763 perang baru berakhir setelah Perancis mengalami kekalahan.
2. Pemberlakuan Pajak terhadap Rakyat Koloni Amerika oleh
Inggris
- Sugar Act (undang-undang gula, 1764) pajak terhadap setiap impor gula kaum koloni Amerika
- Stampt Act (undang-undang materai, 1765) pemberlakuan bawa materia terhadap segala dokumen resmi yang dikeluarkan koloni Amerika.
- Townsend Act(undang-undang tawnsend) yaitu pemberlakuan pajak terhadap timah, cat, gelas ,dan kertas.
- Tea Act (undang-undang teh, 1773) yaitu aturan monopoli teh isi yang mengharuskan kaum koloni membeli teh hanya kepada EIC(Kongsi dagang Inggris)
3. Adanya Paham Kebebasan dalam Politik
Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.
4. Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan dagang.
5. Peristiwa The Boston Tea Party
Boston Tea Party (Foto: History.com) |
Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada saat itu, pemerintah Inggris memasukkan teh ke Pelabuhan Boston, Amerika. Pada malam harinya, muatan teh itu dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyamar sebagai orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III) sehingga menuntut pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi Amerika.
Revolusi dan perang kemerdekaan Amerika.
1. Reaksi atas
perlakuan pajak-pajak
Penolakan kaum koloni terhadap pajak pajak Inggris makin
bersifat radikal. Kelompok paling keras
dalam melaksanakan propaganda penolakan pajak adalah kelompok sons of Liberty
pimpinan Samuel Adam. Tindakan kelompok tersebut yang paling terkenal adalah
pemboikotan terhadap Teh Teh Inggris dengan melakukan pembuangan muatan teh
yang diangkut oleh kapal yang sedang Merapat di pelabuhan Boston. Peristiwa
yang terjadi pada 16 desember 1773 dan kemudian dinamakan the Boston Tea Party
tersebutlah menjadi pemicu terjadinya Revolusi Amerika.
2. Kongres Masyarakat Koloni Amerika
Peristiwa yang terjadi di atas mendorong Raja George III
sebagai raja Inggris Mulai mengambil tindakan tindakan keras. Pemerintah
Inggris mengirimkan pasukan ke daerah daerah koloni Amerika memaksa mereka
untuk membayar pajak dan menghentikan pemberontakan dalam upayanya pasukan
Inggris terlibat bentrok senjata dengan kaum koloni Amerika di desa Lexington
dan Concord Raid (tetapi ketika perang pertama antara koloni Amerika dan
Inggris terjadi, kaum koloni belum memiliki pikiran untuk mendirikan suatu
negara)
Sebagai reaksi terhadap pertempuran tersebut, maka pada
bulan Oktober 1774 diadakan pertemuan bersama 13 koloni di Philadelphia.
Pertemuan yang kemudian dikenal dengan nama kongres I itu menghasilkan beberapa
kebulatan tekad, yaitu:
- Menghentikan segala hubungan dagang dengan Inggris sampai dihapuskannya pajak-pajak yang menindas kaum koloni Amerika.
- Menyerukan segenap kaum koloni untuk mempersiapkan diri menyongsong perang.
Pada kongres pertama tersebut kaum koloni belum membicarakan
mengenai kemerdekaan Amerika, dan belum memiliki kejelasan sikap tentang
motivasi peperangan mereka melawan Pemerintah Inggris.
Maka pada tahun 1775
diadakan Kongres kedua dengan keputusan kongres atas nama 13 koloni menyatakan
sikap tidak lagi mengakui wewenang parlemen Inggris atas kaum koloni Amerika.
Pada kongres kongres itu kaum koloni belum membicarakan mengenai kemerdekaan
mereka bertempur melawan tentara Inggris karena mereka merasa tertindas oleh
aturan-aturan Inggris , akan tetapi hal ini berubah setelah pada tahun 1776
orang Amerika membaca buku Thomas paine common sense.
Pada pada bulan Juli 1776 diadakan Kongres ketiga dengan
keputusan sebagai berikut pendeklarasian kemerdekaan (Declaration of
independence) pada 4 Juli 1776 yang sekaligus menandai berdirinya negara
Amerika Serikat. Deklarasi yang disusun oleh Thomas Jefferson, Benjamin
Franklin, dan John Adams tersebut kemudian dibacakan dihadapan rakyat koloni di
lapangan state house
Pendeklarasian kemerdekaan Amerika segera mengundang reaksi
hebat dari Inggris, yang lalu terjadilah
perang kemerdekaan Amerika. Dalam perang kemerdekaan, Amerika mendapat bantuan
dari pasukan Perancis dibawah Jendral Lafayette, selain Perancis Spanyol juga ikut membantu.
Pada tahun 1783 setelah melalui pertempuran Yorktown pasukan Amerika Serikat di
bawah pimpinan George Washington berhasil mengalahkan jendral Cornwallis yang
memimpin seluruh tentara Inggris di Amerika beserta 7000 pasukannya pada 19
Oktober 1781. Akhirnya pada 3 September
1783 ditandatangani perjanjian Paris yang isinya Inggris mengakui kemerdekaan
Amerika Serikat tetapi Kanada tetap di bawah Inggris
Penyusun pemerintahan
1. Declaration of
independence 1776 dokumen ini merupakan sumber pertama pemerintah Amerika
Serikat mengenai Pengakuan hak asasi manusia yang menyangkut tentang:
- Hak hidup
- Hak kemerdekaan
- Hak kebebasan
- Hak mendapatkan kebahagiaan
2. Articles of confederation undang-undang negara serikat
yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan sampai konstitusi
Amerika Serikat terbentuk. undang-undang tersebut juga mengatur hubungan antara
negara bagian dan kongres yang bertindak sebagai penyelenggara pemerintahan
atau pemerintah pusat.
3. Constitution of United State of America undang-undang
konstitusi Amerika Serikat yang disusun oleh James Madison dengan lampiran 12
amandemen
4. Bill of Rights amandemen dari konstitusi Amerika Serikat
yang memuat tentang pengakuan terhadap hak-hak warga negara dan negara-negara
bagian
Pengaruh Revolusi Amerika
Revolusi Amerika yang berlangsung selama 7 tahun telah
memberikan pengaruh besar sebagai berikut:
- Munculnya sebuah negara baru yang memiliki pengaruh yang luas bagi dunia. Banyak peristiwa-peristiwa penting dunia yang tidak terlepas dari pengaruh Amerika Serikat .
- Berkembangnya paham liberalisme dan pemikiran demokrasi, yang kemudian menjadi pendorong terjadinya Revolusi Perancis.
- Paham liberalisme yang berkembang di Amerika Serikat juga menjadi pendorong Semangat Kemerdekaan rakyat Amerika Latin di bawah pimpinan Simon bolivar dan Jose De San Martin untuk melepaskan diri dari kekuasaan Spanyol
Sumber:
- Gu-buk Education
- Ilmu Social.com
- Zona Siswa.com
0 Response to "Revolusi Amerika (1775-1783), Dari Koloni menjadi Negara Adi Kuasa"
Post a Comment