Seppuku, Ritual Kehormatan atau Hukuman?
Seppuku yang memiliki arti, “potong perut”, di Barat dikenal
dengan “harakiri” merupakan ritual bunuh diri yang dilakukan prajurit samurai
Jepang. Seppuku adalah bagian dari kode kehormatan bushido, dan dilakukan
secara sukarela oleh samurai yang menginginkan mati terhormat daripada
tertangkap musuh (dan disiksa), atau sebagai bentuk hukuman mati untuk samurai
yang telah melakukan pelanggaran serius, atau dilakukan berdasarkan perbuatan
lain yang memalukan.
Seppuku sendiri dilakukan dengan cara menusukan sebuah
pedang atau pisau (?) pendek yang disebut “Tantō” pada area perut, mengiris
hingga perut terbuka, dan menggerakan pedang dari kiri kekanan atau sebaliknya,
terkadang membentuk “huruf z.” Bentuk seppuku yang paling umum dilakukan
laki-laki adalah merobek perut, dan setelah samurai tersebut selesai merobek
perutnya, ia menengadahkan kepala sebagai isyarat agar kepalanya segera
dipancung oleh seorang rekan (Kaishakunin)
yang berada di belakangnya, dan bertugas sebagai pendamping samurai dalam
ritual seppuku. Seorang samurai juga dapat menghunuskan pedangnya menembuh
lehernya untuk mengakhiri Seppuku.
Seppuku dilakukan dengan disaksikan oleh orang-orang. Foto: Pinterest |
Seppuku pertama kali dilakukan pada abad ke-12 sebagai cara
bagi seorang samurai untuk mencapai kematian yang terhormat. Seppuku dilakukan
untuk menghindari penangkapan musuh ketika kalah di medan perang. Seorang
samurai lebih memilih bunuh diri ketimbang menjadi tawanan, mengaku kalah, atau
disiksa oleh lawan. Seppuku juga dilakukan sebagai ungkapan kekecewaan,
kesedihan, protes atau kehilangan atas pemimpin yang dihormatinya.
Seppuku dimaksudkan sebagai pemulihan kehormatan seorang
samurai, mereka yang bukan termasuk kelas samurai tidak pernah diperintahkan
atau diharapkan untuk melaksanakan Seppuku. Samurai juga umumnya melakukan
tindakan seppuku hanya kalau diizinkan oleh tuannya.
Pada abad ke-15, Seppuku menjadi bentuk umum hukuman bagi
seorang samurai yang melakukan kejahatan. Seppuku dinilai sebagai tindakan
ekstrim dan pengorbanan diri sebagai seorang samurai yang menjunjung bushido (kode prajurit). Dalam Seppuku
dikenal juga seorang perempuan yang disebut “jigai” yang dilibatkan dalam
Seppuku seorang samurai. Jigai akan membantuk tenggorokan seorang samurai
dengan pisau kecil yang disebut “Tantō.”
Pisau yang digunakan untuk untuk melakukan Seppuku. Foto: Pinterest |
Pada akhir abad ke-19, ritual Seppuku mulai menurun
dilakukan seiring dengan istilah samurai yang mulai meredup. Meskipun demikian
ritual Seppuku tidak pernah hilang. Pada 1912, seorang jenderal Jepang,
Jenderal Nogi Meresuke melakukan Seppuku sebagai bentuk kesetian terhadap
mendiang Kaisar Meiji. Pada detik-detik kekalahan Jepang pada Perang Dunia II
Prajurit Jepang melakukan Seppuku pasca kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Foto: Pinterest |
Banyak
tentara Jepang melakukan Seppuku sebagai simbolis menolak mengakui kekalahan
dari Sekutu. Banyak diantaranya memilih demikian ketimbang menjadi tawanan
Sekutu atau dihukum mati sebagai penjahat perang.
Yukio Mishima melakukan Seppuku pada tahun 1970. Foto: Pinterest |
Pada masa kontemporer abad ke 20. Pada tahun 1970, Yukio
Mishima, seorang nobelis terkenal Jepang yang pernah tiga kali menjadi nominasi Nobel Kesusastraan melakuukan Seppuku. Hal itu dia lakukan setelah gagal memimpin
kudeta terhadap pemerintah Jepang.
Berikut video yang menayangkan seperti apa ritual sekutu :
0 Response to "Seppuku, Ritual Kehormatan atau Hukuman?"
Post a Comment