Masa Pekebunan Swasta 1870-1900


Di latarbelakangi kemenangan kaum liberal Belanda di parlemen, menyebabkan perubahan sistem pemerintahan koloni Hindia Belanda yang kini menerapkan sistem Politik Pintu Terbuka. Sistem yang kemudian membawa cara-cara kapitalisme dan liberalisme di Hindia Belanda.

Sistem sewa tanah kembali diterapkan di Hindia Belanda dengan dibukanya perkebunan swasta dan pertambangan. Pada masa ini pribumi memiliki hak untuk melakukan usaha secara bebas. Para pengusaha atau investor memiliki hak untuk menyewa tanah dengan waktu sewa hingga 75 tahun, hak ini dikenal dengan sebutan Hak Eupfarhct. Pemerintah kemudian membangun jalur-jalur infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan-pelabuhan.

Kondisi Masyarakat Pada Masa Perkebunan Swasta

Masyarakat pada masa perkebunan swasta mengalami gagap teknologi, hal ini terjadi karena penerapannya mesin-mesin industri dalam pengelolaan hasil perkebunan. Kehidupan petani cenderung tidak stabil karena kekurangan uang untuk menghidupi kehidupannya, hasil dari sewa tanah yang kecil dengan rentan waktu yang lama membuat petani harus mencari alternatif pekerjaan dengan bekerja di perkebunan swasta, sehinga muncul kelas sosial baru, yaitu “buruh kontrak”.

Dualisme ekonomi terjadi antara golongan pengusaha perkebunan swasta berskala besar dengan masyarakat pribumi yang hanya ikut serta pada sektor perkebunan kecil. Perlawanan politik pada masa ini cenderung kecil tanpa adanya perlawanan skala besar. Perlawanan pada masa ini sebatas pada gerakan perlawanan petani dan buruh terhadap pengusaha.

Berakhirnya Perkebunan Swasta

Kemunculan SDA baru menjadi alternatif eksploitasi yang lebih menguntungkan dibanding komoditi perkebunan yang harganya sudah tidak terlalu tinggi di Eropa. Pertambangan merupakan sumber ekonomi baru yang diandalkan swasta.

Kritik dari kalangan Humanis Belanda diantaranya Barron van Hoewell, seorang pendeta yang kerap kali datang ke Hindia Belanda dan menyuarakan penghentian politik liberal, kemudian Van der Venter seorang penulis yang menyuarakan aspirasinya terhadap penolakan politik liberal di Koran de Gids.

Munculnya gerakan perlawanan dari petani yang berbentuk kepercayaan supranatural seperti Milennarisme, Mesianisme, dan Ratu Adil. Mereka menganggap Ratu Adil dapat membawa mereka kepada tatanan dunia baru yang mambawa mereka mencapai masa keemasannya berdasarkan ramalan Jayabaya.

0 Response to "Masa Pekebunan Swasta 1870-1900"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel